Senin, 30 April 2018

Proses Panen Dan Pasca Panen Tanaman Hias

Tanaman hias dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kelompok yakni; 1) bunga potong, 2) daun potong, 3) tanaman hias pot, dan 4) tanaman hias untuk pertamanan lansekap.  Kelompok tanaman hias bunga potong umumnya lebih banyak diminati karena bernilai ekonomis tinggi dengan warna bunga yang menarik dan volume bunga yang dapat mencapai jumlah yang besar. 
Tanaman hias yang bernilai ekonomis sebagai bunga potong harus memenuhi persyaratan yakni; 1) berwarna indah, mulus, bersih, tidak bernoda dan baunya wangi tidak menyengat; 2) bunga dapat bertahan lama setelah dipotong; 3) tangkai bunga cukup panjang dan kuat; 4) bunga tidak mudah rusak dalam pengepakan dan; 5) bunga dihasilkan oleh tanaman yang subur dan mudah berbunga tanpa mengenal musim.  beberapa jenis bunga potong yang terkenal di indonesia adalah anggrek, krisan, mawar, anyelir, gladiol, gerbera dll. 
Untuk mengurangi kehilangan hasil yang disebabkan oleh kerusakan yang sering timbul setelah panen pada tanaman hias seperti layu, patahnya batang dan daun, serta lepasnya kelopak bunga,  maka diperlukan perhatian khusus pada penanganan pasca panennya agar produk mempunyai fase hidupatau daya simpan yang lama.  penanganan pasca panen bunga merupakan suatu kegiatan yang memberikan perlakuan-perlakuan terhadap bunga, setelah bunga tersebut dipanen sampai bunga itu diterima oleh konsumen.
Umumnya penanganan pasca panen tanaman hias lebih banyak dilakukan untuk kelompok tanaman hias bunga potong dibanding dengan kelompok tanaman hias yang lain, hal ini karena pertimbangan nilai ekonomis bunga potong dengan warna yang menarik dan volume bunga potong yang dapat mencapai jumlah besar saat dilakukan pengiriman atau pemasarannya.
Penanganan pasca panen tanaman hias khususnya bunga potong bertujuan untuk: 1) memperkecil respirasi, 2) memperkecil transpirasi, 3) mencegah infeksi atau luka, 4) memelihara estetika, 5) memperoleh harga yang tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penanganan pasca panen tanaman hias.
Untuk menerapkan penanganan pasca panen tanaman hias  bunga potong secara baik dan benar, maka perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pasca panennya yakni :
1.     Kematangan bunga (flower maturity)
2.    Persediaan bahan makanan
3.    Temperatur
4.    Persediaan air
5.     Pertumbuhan mikroorganisme
6.     Kualitas air
7.     Etilen
8.     Kerusakan mekanis
9.     Penyakit

Tahapan penanganan pasca panen tanaman hias bunga potong

1.    Pemanenan
Waktu panen yang paling baik adalah pada pagi hari, pukul 06.00-08.00 waktu setempat.  Panen bunga juga bisa dilakukan pada sore hari akan tetapi bunga yang telah dipotong sebaiknya diperlakukan secara khusus, yaitu pangkal tangkai bunga harus direndam di dalam air yang dicampur dengan suatu bahan nutrisi tanaman, misalnya gula (glukosa), agar bunga tidak cepat layu.
2.    Pengumpulan bunga yang telah dipotong
Bunga-bunga yang telah dipotong langsung dikumpulkan di dalam wadah (tempat bunga) yang sesuai dengan kebutuhan setiap jenis bunga.  Tempat bunga tersebut hendaknya disimpan pada suatu tempat yang teduh dan aman, terhindar dari percikan air atau kotoran lainnya, sehingga bunga terjaga dari kerusakan yang dapat menurunkan kualitas bunga.
3.    Pengangkutan ke Tempat Sortasi
Setelah selesai dikumpulkan, bunga diangkut ke tempat sortasi untuk disortir dan diseleksi.  Di tempat sortasi, bila waktu untuk melakukan sortir bunga masih lama, sebaiknya pangkal tangkai bunga direndam dulu di dalam bak berisi air bersih agar bunga tidak cepat layu.

4.   Sortasi dan Seleksi Kualitas
Bunga hasil panen diletakkan di atas meja, dipisahkan menurut jenis dan warna bunga.  Bunga diperiksa/diteliti satu persatu untuk melihat kedaan bunganya, tingkat kemekaran bunga, keadaan tangkai bunga yang meliputi panjang-pendeknya, lurus-bengkoknya, besar-kecilnya, dan tegar-lemasnya (vigor), serta kebersihan daunnya.
1.    Pengikatan/Pengelompokan Bunga (Bunching)
Pada umumnya bunga dilakukan pengikatan / pengelompokan, kecuali anthurium, anggrek, dan beberapa bunga lainnya.  Bunga dan daun-daunan yang telah diseleksi dan ditentukan kriteriagrading-nya, diikat dengan menggunakan tali atau karet menurut aturan jumlahnya.
2.      Pembungkusan
Setelah diikat menurut aturan jumlahnya, bunga harus segera dibungkus dengan kertas atau plastik pembungkus sesuai dengan jenis bunga yang akan dibungkus.  Pembungkusan ini bertujuan untuk menjaga agar bunga terhindar dari kerusakan (lecet-lecet) sehingga kualitas bunga tetap terjaga.
3.      Perendaman dengan Larutan Sebagai Pengawet
Pengawetan bertujuan untuk memperpanjang kesegaran bunga potong.  Zat pengawet digunakan pada empat macam perlakuan yaitu : conditioning, pulsing, holding, dan pembukaan kuncup. 

Conditioning
Merupakan perlakuan pemberian air pada bunga yang layu dengan pendinginan, menggunakan airdeionized yang mengandung obat pembasmi kuman.  Agen pembasah (0.01 – 0.1%) dapat ditambahkan, dan air harus diasamkan dengan asam sitrat, hydroxyquinoline citrate (HQC), ataualmunium sulfat pada pH mendekati 3.5.

Pulsing
Merupakan perlakuan dalam jangka waktu yang pendek setelah pemanenan, yaitu proses perendaman dalam larutan yang mengandung nutrisi (glukosa atau sukrosa) dalam jumlah yang tinggi dan anti oksidan.

Holding solution
Merupakan larutan tempat dicelupkannya bunga-bunga sampai terjual atau larutan yang digunakan oleh konsumen untuk keragaan bunga.  Pada umumnya bahan penyusun larutan pengawet adalah sumber energi, bahan penurun pH, biosida, senyawa anti etilen dan zat pengatur tumbuh.  Sumber energi yang digunakan umumnya adalah sukrosa, tetapi glukosa dan fruktosa juga efektif. 
4.      Penyimpanan
Penyimpanan sementara dilakukan untuk penyimpanan bunga dalam jangka waktu pendek (kurang dari 1 hari) bunga bisa disimpan pada suhu ruang dengan merendam pangkal tangkainya di dalam bak berisi air bersih.  Penyimpanan untuk persediaan (stok) dilakukan untuk jangka waktu yang agak lama  bunga harus disimpan di dalam ruang penyimpanan berpendingin (cold storage) dengan temperatur sekitar 50C dan kelembaban udara yang tinggi, sekitar 90%.

5.    Pengepakan
Untuk pengiriman ke tempat penjualan, bunga harus dikemas dalam kardus/karton atau kontainer plastik yang berukuran sesuai dengan panjang maksimal bunga, sehingga bunga bisa diatur rapi dan tetap terjaga kualitasnya.  Di Kebun Ciputri, dalam satu kardus berukuran 100 x 40 x 40 cm dapat diisi dengan 25 bungkus chrysant, dimana isi per bungkusnya 10 tangkai.  Untuk carnation dapat digunakan kardus berukuran 80 x 40 x 20 cm, yang dapat menampung 24-30 bungkus carnation, dengan isi 10 tangkai / bungkus.  Pada bidang-bidang yang berukuran 40 x 40 cm untuk kardus chrysant, dan 40 x 20 m untuk carnation diberi lubang-lubang, sebagai tempat pegangan tangan dan juga untuk ventilasi udara di dalam kardus.

6.      Fumigasi
Fumigasi hanya dilakukan apabila bunga tersebut akan di ekspor, dan negara tujuan ekspor mengharuskan perlakuan fumigasi ini.  Kerugian dari fumigasi adalah dapat menurunkan vase lifedari bunga yang difumigasi.

7.      Penanganan Eceran
Setelah bunga tiba, bunga dipotong pada pangkal batang ± 2 cm dan kemudian bunga ditempatkan segera pada ruang dingin.  Sesudah bungkus dibuka, bunga ditempatkan pada ruang pendingin untuk beberapa jam.  Jika bunga bersisa di toko beberapa hari, bunga tersebut diletakkan pada ember yang bersih atau jamban (vas) berisi bahan pengawet.

8.      Pengiriman ke Tempat Penjualan
Pengiriman bunga ke tempat penjualan dilakukan dengan menggunakan mobil boks yang mempunyai pengatur udara ruangan (air conditioner).  Selama perjalanan, temperatur di dalam box mobil diusahakan rendah dan stabil pada temperatur sekitar 120C, sehingga kesegaran bunga tetap terjaga dan bunga diterima konsumen dalam keadaan baik.  Untuk pengiriman jarak jauh dapat dilakukan lewat kargo udara .
http://pertanian457.blogspot.com/2011/11/penanganan-pasca-panen-tanaman-hias.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar